Tahapan Metode Waterfall Dengan Contoh Kasus Penerapannya
Waterfall merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang berjalan secara linier dan sekuensial, artinya setiap tahapan harus diselesaikan sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya. Metodologi ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)
Tahapan ini dimulai dengan menganalisis kebutuhan dari sistem yang akan dibangun, baik itu dari sisi fungsional maupun non-fungsional. Analisis dilakukan dengan berdiskusi dengan stakeholder atau pengguna sistem untuk menentukan fitur-fitur yang diperlukan dan menjelaskan kebutuhan bisnis.
Contoh: Seorang developer akan membangun aplikasi e-commerce. Maka, tahapan analisis akan berfokus pada kebutuhan pengguna seperti jenis produk yang akan dijual, metode pembayaran yang akan digunakan, dan fitur-fitur lain yang diinginkan.
2. Desain (Design)
Tahapan ini berkaitan dengan perancangan arsitektur sistem. Tim pengembang akan mendesain bagaimana aplikasi akan terlihat dan berfungsi, menentukan teknologi yang digunakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem.
Contoh: Setelah tahapan analisis kebutuhan selesai, tim pengembang akan merancang tampilan dan antarmuka aplikasi, menentukan cara pengguna berinteraksi dengan sistem, dan memilih platform teknologi yang paling sesuai.
3. Pengembangan (Development)
Tahap ini adalah tahap pembuatan perangkat lunak. Setelah desain sistem selesai, maka tim pengembang akan mulai membuat program dan mengkodekannya sesuai dengan desain yang ditetapkan.
Contoh: Tim pengembang akan mulai menulis kode untuk sistem e-commerce yang telah dirancang sebelumnya.
4. Pengujian (Testing)
Setelah tahap implementasi, sistem yang telah dibuat akan diuji untuk memastikan bahwa semua fitur berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Tahap pengujian sangat penting karena bisa mengidentifikasi masalah sejak dini dan memperbaikinya.
Contoh: Sistem e-commerce yang telah dibuat akan diuji dengan simulasi penggunaan yang berbeda-beda, seperti mencoba melakukan transaksi, mengubah informasi pribadi, dan lain-lain.
5. Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini, produk akan diinstal dan diimplementasikan di lingkungan produksi. Proses implementasi dapat meliputi migrasi data, pelatihan pengguna, dan integrasi dengan sistem lain yang ada di lingkungan produksi.
Contoh: Sistem e-commerce mulai diinstall dan dipergunakan dengan luas.Selama proses implementasi, pelatihan pengguna akan dilakukan dan dokumentasi akan disiapkan agar pengguna dapat menggunakan sistem dengan baik. Setelah implementasi selesai, sistem akan digunakan oleh pengguna akhir untuk memantau stok dan mengatur proses pengadaan.
6. Pemeliharaan (Maintenance)
Setelah sistem diimplementasikan, maka tahapan terakhir adalah pemeliharaan. Tahapan ini terdiri dari perbaikan kesalahan, pemeliharaan kode, serta upgrade atau penambahan fitur pada sistem yang sudah ada.
Contoh: Jika terdapat bug atau kesalahan pada sistem e-commerce, maka tim pengembang akan melakukan perbaikan dan pemeliharaan pada kode.
Metodologi waterfall sangat cocok untuk proyek yang memiliki spesifikasi yang jelas dan tidak banyak perubahan. Contohnya, pembuatan sistem pendukung administrasi, pembuatan laporan keuangan, atau pembuatan aplikasi sederhana.
Comments
Post a Comment